NOVEL "BREAKERS" : CHAPTER ONE


Ketika sebagian Manusia baru yang tak berdosa...
yang lahir dalam Kekacauan Dunia..
Diberkahi sebuah kekuatan Khusus..
Yang dapat Mengubah Alur Takdir Dunia..
Apakah itu sebuah keberuntungan?
Ataukah sebuah dosa yang harus diterima?
Kekuatan diatas kekuatan..
BREAK”


oleh : GABRIEL SEBASTIAN
27-11-2013 

CHAPTER ONE: Hidden Potential


Alunan lagu itu, jelas terdengar di telingaku, entah sudah berapa kali aku mendengarnya. Meskipun hanya suara nada,suara wanita yang menyanyikan nada lagu itu sungguh begitu indah dan merdu. Namun alunan nada lagu itu hanya terdengar di dalam mimpiku. Cahaya matahari ini menyorot kedua mataku dari luar jendela. Membangunkan diriku yang masih tertidur dalam mimpi lagu indah itu. Kedua mataku masih terantuk, dan terpaksa membuatku mau tak mau harus bangun dari tidurku. Kembali lagi kerutinitasku yang biasa,bersekolah. Hal yang harus kulakukan setiap hari kecuali hari minggu dan hari libur lainnya. Ku bangun dari tidurku, kupandang cermin besar yang memperlihatkan otot tubuhku yang tak begitu kekar, dan juga tak begitu kurus. Normal. Yah, normal seperti yang kuinginkan. Kulihat jam dinding digitalku, menunjukkan pukul 7 pagi. Aku terdiam sejenak. Pukul 7 pagi? Bukankah hari ini hari senin? Ada upacara membosankan itu? Gawat! Hari ini aku memimpin barisan upacara itu! Kubergegas sikat gigi dan mencuci muka ku. Setelah memakai setelan seragam biru sekolahku, segera kuambil tas dan ponsel yang masih tergeletak disamping bantalku. Kuberlari keluar kamar dan tak lupa kukunci apartemen yang kutinggali sendiri. Udara di London pagi ini sangat dingin,padahal masih bulan Maret, tak ada tanda-tanda salju yang biasa muncul di sekitar bulan november.



Upacara hari ini dimulai pukul 08.00 . masih tersisa 40 menit lagi sebelum upacara dimulai. Lagipula jarak apartemenku dengan sekolahku cukup memakan waktu sekitar 20 menit dengan menggunakan bus umum. Hatiku dapat bersantai sejenak. Oiya, aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Rowan. Seorang pemuda yang bulan november ini berumur 17 tahun, dan lebih tepatnya tanggal 2. aku tinggal diapartemen sendirian. Karena ayahku berada diluar negeri. Dan ibuku telah meninggal saat melahirkanku. Hingga saat ini, aku hanya bisa melihat wajah ibuku melalui foto yang diberikan ayahku dulu. Sebuah foto yang terlihat sangat indah, sepasang suami istri yang duduk dibawah pohon yang besar, si suami terlihat memeluk sang istrinya yang sedang hamil besar dengan senyuman yng sangat manis. Seandainya ibuku masih hidup, mungkin saat ini umurnya sekitar 40an, masih cukup cantik pikirku. Tiba-tiba ponsel ku bergetar, kulihat missedcall berkali-kali dari temanku dan beberapa sms yang belum sempat kubaca. Shierly. Sahabatku sejak kecil menelepon ponselku berkali-kali. Pasti dia akan marah besar, mengingat aku pada hari ini memimpin upacara menyebalkan bagi siswa sekolahanku. Lagipula ini bukan kesalahanku, shierly lah yang menunjukku sebagai pemimpin barisan. Memang sebagai ketua Dewan Siswa sekolahku, shierly sangat energik dan ramah terhadap semua siswa maupun guru. Jadi wajar saja dia begitu populer dikalangan siswa cowok maupun cewek. Tidak seperti diriku, siswa asosial yang jarang berkumpul dengan siswa lain. Aku lebih suka menikmati kesendirianku diatap sekolah daripada bolos bermain di gamecenter bersama teman-temanku. Setelah berjalan 5 menit, akhirnya aku tiba di halte bus. Kebetulan sekali bus itu datang ketika aku baru saja tiba dihalte tersebut. Saat sedang mengantri naik bus, kulihat gadis berambut hitam panjang didepanku terjatuh ketika hendak naik tangga bis itu. Segera kubantu berdiri gadis itu. “kamu nggak apa-apa?” tanyaku. “nggak kok, makasih” jawab gadis itu tanpa ekspresi dan tanpa mengucapkan terimakasih setelah kutolong dia untuk bangkit berdiri. Yah lagipula aku juga tidak butuh terimakasihnya.

Aku duduk dibangku kedua dari belakang bus itu. Kulihat dari belakang hanya ada beberapa orang saja yang naik bis ini. Si gadis jutek itu terlihat duduk di tengah, sekitar 5 baris bangku didepanku. Sebelahnya terdapat kakek nenek yang sangat berisik seperti meributkan sesuatu. Karena bus sudah sepi, suara mereka terdengar keras sekali hingga belakang.”sudah,biar aku saja yang bawa barang ini. Kau duduk dan diam saja, carla.” kata kakek beruban itu terhadap istrinya dengan tegas. “aku takut kalo barang itu diincar orang lain. “ jawab nenek itu dengan mata yang memelas dan penuh kekhawatiran. Ingin rasanya aku cepat turun dari bis ini dan sampai ke depan sekolahku. Perasaanku sudah muak pagi ini dipertemukan dengan orang-orang menyebalkan seperti mereka . Saat pikiranku mulai bosan, kulihat jam ditanganku menunjukan pukul 07.30 .

Bus pun berhenti dihalte berikutnya. 2 halte lagi setelah halte di jalan Brightown ini, aku bisa sampai kesekolahku. 3 pria besar naik kedalam bis yang kutumpangi. Mereka duduk didepanku. Sedangkan yang satunya duduk dibelakang kakek-nenek itu. Tampang dari pria besar itu sungguh menyeramkan. Seperti preman bayaran yang disuruh oleh seorang bos untuk menghajar rival bisnisnya. Perutku semakin mual berada 1 bus dengan orang-orang aneh disini. Saat bus memasuki jalan protokol yang sepi, tiba-tiba dua orang besar didepanku berdiri yang mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.sebuah benda yang berbahaya, sebuah pistol! ”SEMUANYA JANGAN BERGERAK !! SEMUANYA BERDIRI LALU JONGKOK DIBANGKU DELAKANG!! “ kata menggunakan pria besar itu yang menggunakan kaos tanpa lengan warna hitam itu. Sedangkan komplotan mereka yang duduk dibelakang kakek nenek itu menyergap sang supir dengan pistol untuk berjalan pelan-pelan. Ini pembajakan!sebuah peristiwa yang baru kualami sekali dalam hidupku membuatku semakin ingin muntah. Semua penumpang ketakutan dan panik. Sekitar 13 penumpang yang ada di bis itu termasuk aku mengikuti perintah dari preman itu, Atau mungkin bisa disebut penjahat. Tetapi ada yang aneh, si gadis rambut panjang itu tetap diam dan tanpa ekspresi. Matanya tampak sedang memikirkan sesuatu yang tak dapat diketahui oleh orang lain. Tatapan matanya sedingin bongkahan es di kutub yang sangat sulit untuk mencair. Salah satu preman menghampiri kakek nenek yang berisik tadi dan berusaha mengambil bungkusan putih yang dipeluk erat oleh kakek itu. “lepaskan bodoh! Kau pikir kau bisa membawa barang ini? Semua anggota kami sudah memata-mataimu sejak kemarin!” kata preman berjaket kulit itu. “jangan ambil ini! Ambil saja hartaku yang lainnya!” teriak kakek itu memelas. Tiba-tiba salah satu preman berkaos hitam memukul kepala kakek itu dengan gagang pistol, dan menendangnya beberapa kali. “cepat berikan bodoh! Kami tak ada waktu untuk bermain denganmu kek!” jawab preman it dengan kesal. Semua penumpang hanya diam. Didalam keheningan yang penuh dengan ketakutan itu, si gadis rambut panjang itu berbisik kepadaku. “lakukanlah”. “lakukanlah? Apa maksudmu?” balasku. “sudah saatnya kamu tunjukan kekuatanmu, Rowan Thomskin” jawab gadis itu. Bagaimana dia bisa tahu namaku? Sejak kapan aku berkenalan dengannya?apa dia bisa membaca pikiran seseorang? Sungguh aneh. “darimana kamu tahu namaku, wahai gadis jutek?” tanyaku dengan penuh curiga. Aku takut dia menguntitku sejak dari lama. Tapi wajahnya terlalu manis sebagai seorang penguntit. “hentikan pikiran bodohmu itu,tolol. Siapa juga yang mau menguntitmu anak yang tidak punya ambisi”jawab gadis itu. Ternyata tepat pikiranku. Dia bisa membaca pikiranku. “ka...kamu si...apa seb...enarnya?” tanyaku lagi.kali ini aku bertanya dengan penuh ketakutan. “sudah nggak ada waktu lagi Rowan.setelah halte ini, mereka akan turun dan meledakkan bis ini. Mereka membawa bom ditas pria berjaket kulit itu”jawab gadis itu dengan matanya yang semakin tajam.

Sekarang pikiranku sudah terbuka, aku harus melakukan sesuatu untuk bisa selamat dari kejadian ini. “apa yang harus kulakukan?”tanyaku pada gadis ini. “gunakan breakmu.”. Jawab gadis itu.”break? apa maksudmu?” tanyaku yang masih kebingungan. “dasar bodoh. Susah menjelaskannya. Genggam tanganku” perintah gadis itu. Saat aku sedang berdiskusi dengan gadis itu, si preman berjaket kulit melihat kami dan menghardik kami dengan kerasnya.” woii, apa yang kalian rencanakan? Kalau macam-macam kami tak segan untuk membunuh kalian. Jadi diam dan turuti saja perintah kami bila ingin selamat!! “ . “cepatlah rowan!!” teriak gadis itu. Karena panik, aku segera menggengam tangan gadis ini dan tiba-tiba saja aku seperti tertidur.

Tertidur disebuah ruangan yang luas.. bewarna putih. Ruangan yang seperti tak ada beban atau penderitaan apapun. Didalam ruangan itu, selain sebuah kasur yang kutiduri, terdapat sebuah pintu hitam besar yang tertutup. Mungkin tinggi pintu itu bisa tiga meter. Di pintu itu terdapat sebuah rantai yang menyilang, seperti mengisyaratkan bahwa pintu itu dilarang untuk dimasuki. Tetapi entah kenapa hasrat dan naluri manusia ku ingin sekali membuka pintu itu dan mengambil sesuatu yang ada didalam pintu itu. Seperti sebuah buah terlarang yang ingin diambil oleh Adam dan Hawa. Nafasku jadi tak teratur, nafsuku akan ambisi yang selama ini tak kumiliki tiba-tiba begitu meluap ketika kudekati pintu itu. Tiba-tiba ada suara pelan yang terdengar di ruangan itu.” Rowan, apakah kau mendengarku?” ternyata suara gadis tadi. “yaa.... aku mendengarmu. Bisakah kau jelaskan dimana aku sekarang? Perasaanku sungguh bercampur aduk disini” kataku. “tenanglah Rowan. Kau akan baik-baik saja. Saat ini kau berada didalam jiwamu, didalam batas untuk membuka segel kekuatanmu dengan paksa “ kata gadis itu. “didalam jiwa? Membuka segel? Dengan paksa? Apa maksudmu?” tanyaku penasaran. “sebenarnya kau memiliki kekuatan khusus. Yang sudah kau miliki sejak lahir. Kekuatan itu bisa kau gunakan apabila kau memiliki ambisi dah hasrat untuk sesuatu. Hanya itu yang bisa aku jelaskan. Tapi, setelah kau memiliki kekuatan ini, kehidupanmu akan berubah. Kau bukan Rowan yang dulu lagi,tapi sebagai Rowan yang baru. Dengan kekuatan yang dapat mengendalikan dunia” kata gadis itu.”kekuatan yang dapat mengendalikan dunia?apakah sehebat itu? Mengapa aku tak menyadarinya?”tanyaku untuk kesekian kalinya. “sudah kubilangkan? Kau akan menyadarinya kalau kau memiliki ambisi atau hasrat! Dan perlu kuingatkan, setelah kau memiliki kekuatan ini, penderitaan psikis akan melandamu. Apakah kau siap menerima konsekuensinya? Bila kau tak siap kau boleh untuk tak mengambil kekuatan itu. Tapi secara pribadi, aku dan yang lainnya sangat membutuhkanmu untuk melindungi dunia. Dengan kekuatanmu” kata gadis itu meyakinkan. Dan yang lainnya? Berarti selain gadis ini ternyata ada orang lain juga yang mengetahui rahasia ini. Setelah mendengarkan penjelasan dari gadis ini, akhirnya aku mengikuti kata hatiku. Mengambil kekuatan itu. Kekuatan tersembunyi yang ada didalam diriku sejak lahir. Kekuatan apakah yang ada didalam diriku? Apakah kekuatan yang dapat menghancurkan monster dengan sinar laser? Atau kekuatan super yang dapat mengangkat pesawat dan melemparnya ke negara lain? Semoga kekuatan yang ada didalam pintu itu cukup keren dan bisa kugunakan untuk menghasilkan uang.

Chapter one: Hidden Potential -END-

To be Continued to Chapter Two-


0 Response to "NOVEL "BREAKERS" : CHAPTER ONE"

Post a Comment